(Ya Rasulullah...)
Kau masih tersenyum mengubat lara
Senyuman yang mententeramkan
Setiap insan yang kebimbangan
Hakikatnya, tak tertanggung lagi derita
Di pangkuan isterimu Humaira?
Menunggu saat ketikanya
Diangkat rohmu bertemu Yang Esa
Tangan dicelup di bejana air
Kau sapu di muka mengurangkan pedih
Beralun zikir menutur kasih
Pada umat dan akhirat
Dan tibalah waktu ajal bertamu
Penuh ketenangan jiwamu berlalu
Linangan air mata syahdu
Iringi pemergianmu
Oh sukarnya untuk umat menerima
Bahkan payah untuk Umar mempercaya
Tetapi iman merelakan jua
Bahawa manusia ?kan mati akhirnya
Tak terlafaz kata mengungkap hiba
Gerhanalah seluruh semesta
Walaupun kau telah tiada
Bersemarak cintamu selamanya
Ya Rasulallah
Kau tinggalkan kami warisan yang abadi
Dan bersaksilah sesungguhnya
Kami merinduimu
Assalamualaikum
~ana ingin berkongsi sebuah kisah saat sebelum kewafatan Nabi Muhammad S.A.W,nabi yang kita sayang dan kasihi..sedih dan pilunya hati apabila mengenangkan detik kewafatan nabi..saat itu baginda msh memikirkan tentang kita,tp adakah kita selalu mengingati baginda Rasulullah S.A.W setiap saat??? tidak pom dalam seharian??marilah sama-sama kita baca dan hayati kisah sebelum wafatnya nabi akhir zaman ini,nabi yang amat kita rindui...
Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut Ada sebuah kisahtentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melaluikehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengansuara terbatas memberikan kutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalamkekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian,AlQur'an dan sunnahku.Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai akudan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenangdan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turunmenahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkankepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kalaitu.Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkapRasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaatitu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahandetik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masihtertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnyayang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam."Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan danmenutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tuturFatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yangmemisahkan pertemuan di dunia.Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langitdunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllahdengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semuasyurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirmankepadaku:'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruhRasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh.Fatimahterpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" TanyaRasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut inikepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum,peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihiBetapa cintanya Rasulullah kepada kita.Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin....
semoga setiap detik hati kita x lalai untuk mengingati ALLAH dan RASUL kita ini..sama-samalah kita jaga hati dan iman agar sentisa dlm pengawasan ALLAH..insya ALLAH~
~wallahu'alam~
No comments:
Post a Comment